Shopping Cart

Apa Saja Penyebab Alergi pada Anak? Ini Gejala dan Pencegahan yang Bisa Dilakukan!

Posted by HydroClean Indonesia on
Alergi pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Alergi bisa menyerang siapa saja, termasuk pada anak. Reaksi alergi dapat terjadi di mana saja, baik di dalam organ maupun di luar tubuh, seperti kulit dan mata.

Ini terjadi akibat imun tubuh merespon negatif benda atau makanan yang bagi kebanyakan orang tidak menimbulkan masalah. Gejala alergi bisa hanya mengganggu hingga mungkin mengancam jiwa.

Berikut adalah informasi penting yang harus Bunda tahu mengenai alergi pada anak.

Bagaimana Alergi pada Anak Terjadi?

Alergi terjadi saat anak terkena benda atau mengonsumsi makanan yang membuatnya alergi, yang disebut dengan alergen.

Menurut situs Kids Health, saat anak dengan alergi terpapar alergen, sistem kekebalan tubuhnya secara keliru percaya hal tersebut membahayakan tubuh sehingga bereaksi berlebihan dan mencoba melawannya.

Untuk memproteksi tubuh, sistem imun membuat antibodi yang menyebabkan sel-sel tertentu melepaskan zat kimia ke dalam aliran darah untuk bertahan dengan serangan alergen.

Pelepasan bahan kimia inilah yang menyebabkan reaksi alergi ringan, sedang atau parah. Saat ini tidak ada obat untuk alergi, tetapi ada terapi dan pilihan gaya hidup untuk membantu mengatasinya.

Gejala yang Bisa Dirasakan

Reaksi alergi dapat menyebabkan beberapa kondisi seperti di bawah ini.

  • Rinitis: Hidung tersumbat, bersin, gatal, dan menghasilkan cairan, serta gatal di telinga atau langit-langit mulut

  • Konjungtivitis alergi: Mata merah, gatal, berair

  • Dermatitis atopik: Kulit merah, gatal, kering

  • Urtikaria: Gatal-gatal atau bintik-bintik gatal

  • Asma: Sesak napas, batuk, mengi

  • Anafilaksis: Penyempitan atau pengencangan saluran udara, benjolan di tenggorokan, pusing, kebingungan, kehilangan kesadaran

Penyebab Umum Alergi pada Anak

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan alergi. Namun, berikut ini adalah penyebab yang paling umum, yang bisa terjadi pada anak, menurut situs Advent Health.

1. Makanan

  • Susu dan Telur

Hindari makanan yang mengandung susu dan turunannya, seperti mentega dan krim. Diantara banyak jenis, susu sapi paling sering menjadi sumber alergi.

Lalu, anak-anak juga berisiko alergi telur, baik telur keseluruhan atau banyak juga yang hanya alergi dengan bagian putihnya.

  • Ikan dan Kerang

Alergi ikan juga sering terjadi, meski biasanya berkembang di kemudian hari saat anak sudah lebih besar. Untuk anak-anak dengan alergi kerang, hindari juga berbagai jenis udang, lobster, cumi-cumi, dan makanan yang mengandung hewan laut tersebut.

  • Kacang-Kacangan

Alergi kacang bisa berakibat fatal. Bahkan, beberapa anak bahkan tidak bisa perlu memakannya untuk mengalami reaksi alergi, tetapi hanya dengan menyentuh atau menghirup residunya.

Jenis kacang yang sering menimbulkan alergi adalah almond, kenari, mete, dan kedelai. Alergi ini kecil kemungkinannya untuk menghilang atau berkurang tingkat keparahannya saat anak semakin besar. Bahkan bukan tidak mungkin semakin parah.

  • Gandum

Alergi gandum berbeda dari penyakit celiac atau sensitivitas gluten, yang mengganggu sistem pencernaan, tetapi tidak mengancam jiwa.

Ini terjadi akibat imun tubuh bereaksi dengan cara yang tidak normal terhadap salah satu kandungan protein dalam gandum.

2. Hewan Peliharaan

Alergi bisa terjadi jika anak terkena sel kulit, air liur, atau urin kucing atau anjing. Namun, bulu hewan peliharaan menjadi faktor yang paling sering membuat anak alergi.

3. Obat-obatan dan Bahan Kimia

Beberapa jenis obat, bahkan yang tersedia di apotik atau warung, bisa menjadi alergen pada anak. Selain itu, bahan kimia seperti yang terkandung dalam deterjen juga dapat membuat anak mengalami gatal-gatal. 

4. Udara

Sebenarnya, bukan udaranya sendiri yang menyebabkan alergi, tetapi apa yang dibawa oleh udara tersebut yang akhirnya terhirup oleh mengenai bagian tubuh anak.

Udara yang bisa menyebabkan alergi biasanya mengandung tungau debu, serbuk sari jamur, dan juga kotoran serangga seperti dari kecoa.

Cara Mengatasinya

Alergi tidak bisa dihilangkan, tetapi masih bisa diatasi. Berikut beberapa caranya.

1. Membatasi Paparan Alergen

  • Bersihkan rumah dari debu, terutama di kamar tidur anak.

  • Kurangi penggunaan karpet, gorden tebal, serta selimut atau bantal yang diisi bulu angsa.

  • Sering-seringlah mencuci seprai, gorden, dan pakaian dengan air panas untuk menghilangkan tungau debu.

  • Gunakan pendingin ruangan daripada membuka jendela.

  • Pasang dehumidifier di area rumah yang lembap.

  • Jangan tinggalkan pakaian basah di mesin cuci karena menjadi tempat yang disukai jamur.

  • Hindari asap rokok.

Untuk menghilangkan tungau debu di soft furniture yang ada di kamar anak, Bunda bisa menggunakan layanan HydroClean Vacuum dari Hydroclean. Prosesnya dijamin 100% kering dan bebas bahan kimia berbahaya karena menggunakan alat HydroAllergenic®️ System berteknologi separator dengan daya hisap lebih dari 20.000 rpm.

Dilakukan berulang kali hingga air mendekati jernih, alat tersebut mampu memisahkan udara, partikel debu, dan tungau yang terhisap, lalu mengisolasinya hingga 99.96% partikel dalam media air sehingga tidak berterbangan ke udara.

2. Imunoterapi (Suntikan Alergi) pada Anak

Disebut juga desensitisasi atau hiposensitisasi, ini digunakan untuk anak-anak dengan demam dan/atau asma.

Suntikan ini tidak mengandung obat seperti antihistamin atau kortikosteroid, melainkan campuran dari berbagai alergen seperti serbuk sari, jamur, bulu binatang, dan tungau debu yang membuat anak alergi.

Imunoterapi disuntikkan ke dalam jaringan lemak di bagian belakang lengan. Rasanya tidak menyakitkan karena disuntikan ke dalam otot, seperti suntikan penisilin.

Suntikan ini diberikan setiap minggu atau dua kali seminggu sampai dosis maksimum dapat ditoleransi atau disebut dosis pemeliharaan.

Mungkin diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk mencapai dosis tersebut, yang kemudian frekuensinya dikurangi menjadi dua minggu sekali dan akhirnya menjadi sebulan sekali.

Sekitar 80% – 90% anak-anak membaik dengan imunoterapi. Biasanya diperlukan waktu 12 hingga 18 bulan sebelum gejala alergi berkurang secara pasti, tetapi bisa juga hanya dalam waktu enam bulan.

3. Obat-obatan

Ada beberapa obat yang dijual bebas untuk bayi dan anak kecil. Salah satunya antihistamin dan dekongestan dalam bentuk tablet, semprotan hidung, atau tetes, yang dapat melegakan hidung tersumbat.

Namun, American Academy of Family Physicians tidak merekomendasikan dekongestan untuk anak usia empat tahun ke bawah Sebelum memberikannya, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter anak.

Itulah informasi penting mengenai alergi pada anak. Jika buah hati Bunda atau anggota keluarga lain ada yang menderita alergi, khususnya alergi debu dan tungau, jangan ragu meminta bantuan pembersihan tungau pada soft furniture dari Hydroclean, ya. 

Yuk, segera pesan layanan Hydroclean agar rumah bebas dari debu dan tungau berbahaya!

Older Post Newer Post