Pernah mendengar istilah masuk angin? Atau pernah mengalaminya? Biasanya orang Indonesia menggunakan istilah ini untuk keluhan yang dialaminya, mulai dari demam, radang tenggorokan, mual, perut kembung hingga pegal-pegal. Jadi, apa sebenarnya masuk angin itu?
Ternyata, tidak ada istilah medis untuk masuk angin. Bahkan, masuk angin bukanlah disebabkan oleh angin langsung. Dikutip dari Alodokter, keluhan-keluhan di atas tersebut paling sering muncul akibat menurunnya daya imunitas tubuh. Jadi, keluhan seperti demam, nyeri perut, sering sendawa, merasa lemas hingga batuk dan pilek sebenarnya adalah gejala menurunnya daya tahan tubuh.
Saat daya tahan tubuh melemah, tentunya akan lebih rentan terinfeksi virus dan kuman penyebab penyakit. Sebenarnya ada sekitar 200 virus yang menyebabkan gejala masuk angin tersebut. Misalnya, flu ternyata bisa disebabkan tiga macam virus berbeda, seperti rhinovirus, flu burung dan alergi.
Masalahnya, orang-orang pada umumnya malas memeriksakan diri ke dokter dan lebih memilih beristirahat di rumah. Ini membuat orang-orang dengan mudahnya menyimpulkan gejala tersebut sebagai “penyakit masuk angin”. Padahal, gejala yang sama yang diderita oleh dua orang berbeda, bisa berbeda pula penyebabnya. Begitu pula penanganannya.
Mengenai Kebiasaan Kerokan
Kita juga tidak jarang mendengar istilah “kerokan” yang kadang disandingkan dengan masuk angin. Ini dilatarbelakangi oleh fenomena dimana pelayanan media yang layak menjadi sebuah komoditas, terutama di kalangan rakyat kecil. Mereka lebih memilih beralih ke pengobatan tradisional atau alternatif. Salah satunya kerokan yang bisa “mengeluarkan angin” penyebab penyakit.
Biasanya gejala masuk angin timbul saat tubuh terganggu oleh udara dingin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan asupan oksigen di kulit terbatas. Padahal ketika kulit dikerok, itu menandakan adanya pembengkakan pembuluh kapiler! Semakin merah hasil kerokan, semakin bengkak pula pembuluh kapiler di bawah kulit yang dikerok.
Di dalam dunia medis, kerokan adalah terapi yang dermabrasive atau merusak kulit. Kerokan memang berguna untuk memanaskan tubuh dengan cara menggosok bagian tubuh yang terasa dingin. Namun bukanlah cara yang efektif, dibanding dengan minum air hangat atau ramuan herbal seperti air jahe. Tapi mengapa banyak orang tertarik dengan cara ini?
Kerokan Menyembuhkan Masuk Angin?
Ini karena efek psikologis dari kerokan yang diaplikasikan di bagian punggung. Dipercaya bahwa terdapat 365 titik akupuntur di sana yang dapat mempengaruhi sistem saraf. Jadi, jika dilakukan kerokan di titik yang tepat, otak akan memproduksi hormon sebagai reaksi tubuh untuk memberi efek relaksasi.
Efek relaksasi ini yang membuat kita menjadi nyaman dan tidur. Nah, saat tidur inilah daya tahan tubuh terisi kembali dan membuat badan lebih segar saat bangun. Jadi, sebenarnya bukan kerokan yang membuat tubuh kita merasa lebih segar secara langsung.
Virus influenza, misalnya, yang menyebabkan gejala menurunnya daya tahan tubuh seperti demam dan batuk, sebenarnya belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan. Namun virus tersebut bisa hilang dengan sendirinya dalam 5-7 hari, bersamaan dengan pemulihan daya tahan tubuh melalui istirahat yang cukup, serta makan makanan bergizi.
Gunakan jasa profesional untuk membersihkan virus
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar penting untuk mempertahankan daya tahan tubuh dari virus dan bakteri patogen agar tidak mudah terserang penyakit.
HydroClean Indonesia memiliki layanan MicroTech Ray untuk mematikan bakteri dan virus patogen yang sudah dapat dinikmati di kota-kota besar di Indonesia, meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cikarang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Makassar, Balikpapan, Palembang, Pekanbaru, Batam dan Medan.