Di Indonesia, ternyata penyakit asma adalah penyakit tidak menular dengan jumlah pengidap terbanyak. Dilansir CNN indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 4,5% dari jumlah penduduk Indonesia yang menderita asma, yang berarti sekitar 11 juta lebih penderita. Ditambah lagi, data dari WHO menunjukkan bahwa di Indonesia, tingkat kematian akibat asma menyumbang angka sekitar 1,77% dari jumlah total kematian penduduk.
Asma juga bisa menyerang tanpa memandang usia. Penyakit yang diakibatkan peradangan pada paru-paru ini, menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology, bahkan sampai saat ini belum bisa disembuhkan sama sekali. Namun, bisa dikontrol dan ditangani dengan tepat agar tidak selalu kambuh dan menjadi makin parah. Asma yang kambuh tentu akan menghambat aktivitas penderita.
Penyebab asma secara umum adalah genetik, imunitas tubuh yang melemah, lingkungan dan adanya alergi. Orang tua, terutama ibu yang mengidap asma bisa meningkatkan risiko anak mengidap asma juga. Karena menyerang saluran pernapasan, kualitas udara di lingkungan sekitar pun turut mempengaruhi seseorang terjangkit atau kambuh asma. Asap kendaraan bermotor, asap kebakaran hutan dan asap dan debu dari industri tentu sangat tidak bersahabat untuk kesehatan saluran pernapasan.
Selain itu, faktor pemicu asma bukan hanya dari lingkungan di luar ruangan, tapi juga di dalam rumah! Orang dengan reaksi alergi terhadap partikel udara seperti serbuk sari, jamur, debu dan bulu juga berisiko terserang asma. Partikel udara tersebut tentu juga banyak ditemukan di udara di sekeliling kita, termasuk di dalam rumah.
Namun, dengan beberapa penyesuaian yang bisa dilakukan di rumah, kita bisa mencegah agar tidak terekspos pemicu-pemicu asma dan kambuh asma, dan juga mengurangi risiko terjangkit asma. Misalnya, bersihkan perabot dan barang-barang di rumah dengan menggunakan kain pel basah atau mesin vakum. HIndari membersihkan dengan kemoceng atau sapu untuk menghindari debu mengepul di udara.
Penyesuaian lain yang dapat dilakukan adalah dengan meletakkan barang pecah belah dan perabot di dalam lemari atau rak yang memiliki pintu. Ini berguna untuk meminimalisir debu yang bersarang di barang-barang tersebut dan juga memudahkan saat sedang bersih-bersih.
Untuk menghindari debu yang mengepul di udara, sebaiknya juga tidak menggunakan kipas angin pada kamar atau ruangan dengan pengidap asma di dalamnya. Hal ini karena kipas angin bisa membawa dan menyebar debu dan kotoran di udara sekitarnya. Kalau bisa, gunakanlah AC atau air purifier untuk memperlancar sirkulasi udara di ruangan.
Debu juga dibawa oleh hewan peliharaan melalui bulu-bulu mereka. Karena itu, bijaklah saat merawat hewan peliharaan. Sebaiknya memang menghindari hewan berbulu, misalnya dengan memilih peliharaan berupa kura-kura atau ikan. Tapi jika tidak bisa berpisah dengan hewan kesayangan, pastikanlah untuk memandikan hewan secara rutin, dan biasakan mereka untuk tidak memasuki kamar, terutama kamar pengidap asma.
Selain rajin memandikan hewan peliharaan, cucilah segala kain seperti seprei, gorden dan selimut secara rutin pula, karena kain dapat menjebak tungau dan partikel udara lain. Sebaiknya hindari karpet dan selimut dari bulu atau wol yang juga mudah menjadi sarang debu dan tungau. Untuk memudahkan membersihkannya, sesekali gunakan jasa penyedot debu dan tungau premium HydroClean yang berbahan dasar air dan tidak meninggalkan residu.
Jasa HydroClean juga telah tersedia di 17 kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Karawang, Cikarang, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makassar, Palembang, Pekanbaru, dan Medan.