Bagaimana rasanya jika tidur tanpa menggunakan bantal? Pasti rasanya tidak nyaman, ya. Bahkan pada saat-saat tertentu, kita memerlukan semacam bantalan untuk berbagai keperluan, misalnya menadah sesuatu. Teksturnya yang halus, lembut dan empuk kadang menjadi perabotan primadona di rumah.
Bantal pun kemudian memiliki beragam jenis yang bisa dipilih sesuai kenyamanan. Nah, kira-kira bantal di rumah kita termasuk jenis yang mana, ya?
Kapuk
Nah, kalau jenis bantal ini sudah ada sejak lama, lho. Kenapa dulu orang membuat bantal dari kapuk? Karena sejak dulu, pohon randu atau pohon kapuk sangat subur di Indonesia. Bahkan kapuk tidak hanya digunakan sebagai bahan untuk bantal, tapi juga guling dan kasur bersama dengan kapas!
Kalau melihat penjual kapuk yang biasanya menjajakan dagangannya dengan sepeda di depan rumah, kita bisa mengatur ketebalan kapuk sesuai kenyamanan. Harganya juga cukup murah mengingat kapuk adalah sumber daya yang melimpah di Indonesia.
Namun, kapuk sendiri, karena merupakan bahan alami, memiliki tekstur licin dan lambat laun akan berubah warna dari putih menjadi kuning. Selain itu, kapuk mudah menghasilkan debu di dalam bantal, dan ini bisa berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sarang tungau dan bakteri.
Busa
Selain bantal kapuk, bantal jenis busa juga banyak dipakai di Indonesia. Apalagi, harganya bersahabat di pasaran, dan tidak meninggalkan debu sehingga bebas tungau dan kuman. Harganya bahkan bisa lebih terjangkau daripada bantal jenis lateks. Bantal jenis busa juga sama fleksibel mengikuti bentuk leher dan kepala penggunanya.
Namun, jika bantal jenis lateks memiliki permukaan yang terkesan dingin, maka bantal jenis busa ini malah memberikan efek panas jika lama dipakai.
Dacron
Bantal jenis ini menyerupai kapuk, namun terbuat dari serat plastik. Makanya harganya lebih terjangkau. Namun, bantal jenis ini tetap empuk dan nyaman di kepala, lho, sehingga jenis ini jadi salah satu yang laris di pasaran.
Selain itu, ada lagi hal-hal yang membuat bantal jenis dacron ini jadi pilihan di pasaran. Bantal dacron, karena terbuat dari serat plastik, tidak akan meninggalkan debu di dalam bantalnya. Bagi yang alergi debu dan memiliki gangguan pernafasan, bantal jenis ini adalah pilihan yang tepat.
Lateks
Seperti namanya, jenis ini layaknya karet yang fleksibel. Artinya, bantal jenis ini bentuknya akan mengikuti postur kepala dan leher penggunanya. Ini bisa jadi pilihan jika kita sering merasa pegal dan nyeri leher setiap bangun pagi dari tidur.
Dan lagi, karena terbuat dari lateks, bantal jenis ini tidak mudah berdebu di dalamnya, seperti halnya bantal kapuk. Tapi jangan khawatir bagi yang memiliki alergi terhadap karet, karena bantal jenis ini dibuat dari sintesa karet. Nah, karena itu pula, permukaan bantal lateks seringkali terasa dingin dibanding jenis bantal lain, sehingga pengguna akan merasa nyaman saat tidur.
Memory Foam
Nah, jenis bantal ini juga banyak digunakan masyarakat Indonesia, karena bisa menyerap keringat dengan baik dan dapat dibanderol dengan harga terjangkau di pasaran, seperti halnya bantal lateks. Namun, tentu bantal jenis lateks memiliki kelenturan yang lebih baik daripada bantal jenis memory foam, meskipun bantal jenis ini juga bisa mengikuti postur leher dan kepala penggunanya.
Bulu Angsa
Bagi sebagian orang, terutama orang Indonesia, nampaknya bantal jenis ini agak asing. Memang bantal jenis ini dibawa oleh masyarakat Eropa sejak zaman dulu. Meskipun terdengar mewah dan antik, namun sebenarnya harganya di pasaran cukup bersaing dengan bantal jenis lain, khususnya bantal jenis lateks, lho.
Bantal bulu angsa juga terasa empuk saat dipakai sehingga nyaman di leher, Namun karena terbuat dari bahan alami seperti bantal kapuk, bantal jenis ini juga mudah berdebu di bagian dalamnya, sehingga kurang cocok untuk yang memiliki gangguan pernapasan, meskipun bisa diakali dengan menggunakan sarung bantal yang agak tebal.
Nanofiber
Di zaman serba teknologi canggih seperti sekarang ini, gimmick nama dagang yang terdengar sulit mulai ramai digunakan. Seperti istilah nanofiber ini. Apa itu bantal nanofiber? Bantal ini memiliki kelebihan yang sama dengan bantal jenis lateks, seperti bentuknya yang fleksibel dan tidak membuat pegal-pegal saat digunakan.
Tapi, harganya tergolong lebih mahal daripada bantal jenis lateks, yang setara dengan kualitas ketahanan bantalnya. Selain itu, bantal nanofiber juga digunakan untuk bidang orthopedi. Cocok sekali untuk yang memiliki masalah tidur karena pegal leher.
Microfiber
Selain nanofiber, gimmick dagang lain yang banyak digunakan adalah microfiber. Bahan yang digunakan adalah sintesis kain yang dirancang dengan teknologi canggih sehingga bersifat hypoallergenic, yang aman dari risiko debu dan alergi. Bahan canggih ini juga tentunya ringan, seperti halnya bantal jenis lainnya, dan yang terpenting, mudah dicuci!
Apapun jenis bantalnya, tetap jaga terus kebersihannya, ya! Bantal yang sering dipakai bisa mengandung debu dan tungau di dalamnya, yang berisiko memicu alergi dan gatal. Anda bisa manfaatkan jasa vacuum tungau dan debu HydroClean yang 100% kering dan bebas bahan kimia.